“Dongeng enteng ti Mang Jaya”, Janten Emut Ka Jaman Baheula ‘jaman corolla sanes jaman corona’

Berita Utama762 Dilihat
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Garut, faktadanrealita.com

Bagi masyarakat Garut, tentu saja tidak asing lagi mendengar nama Mang Jaya. Meskipun di era digital saat ini, pendengar setia radio sudah sangat berkurang, dan mungkin hanya segelintir orang saja yang masih setia mendengarkan radio.

Jika kita kembali ke era 80-90an, Zaman Radio Antares berjaya. Dongeng Mang Jaya direlay dari siaran radio Rasilima (Radio Siaran Linggarjati Utama) menjadi siaran yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Kuningan dan sekitarnya. Maklum saja di masa itu siaran televisi belum sekarang yang menawarkan banyak pilihan, lagi pula hanya ada sedikit di rumah yang memiliki televisi.

Di kuningan Setiap pukul 11 ​​siang, pukul 3 sore dan pukul 8 malam, siaran radio Rasilima akan menyiarkan acara yang diberi nama “Dongeng Enteng Mang Jaya”. Acara ini adalah cerita bersambung yang disampaikan dengan basa Sunda. Mang Jaya sendiri yang langsung membawakan acara tersebut. Sedangkan untuk masyarakat Garut, dongeng Mang jaya disiarkan pukul 3 sore oleh radio antares.

Mengapa disebut Dongeng Enteng, itu karena cerita dalam siaran ini menggambarkan kehidupan keseharian masyarakat Sunda yang mudah dicerna oleh semua kalangan, termasuk anak-anak, juga dialog basa Sunda yang penuh dengan lelucon-lelucon khas Mang Jaya.

Ada satu hal yang membuat Mang Jaya tiada duanya di hati para penggemarnya, yaitu dia bisa mengubah-ngubah jenis suara. Mulai dari suara anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. Sehingga saat membawakan cerita dialog  ia sangat mahir karena cerita itu menjadi hidup seolah-olah banyak orang yang berdialog.

Mang Jaya begitu piawai menyihir para penyimaknya ke dalam cerita. Genre dongeng yang dibawakannya juga macam-macam, mulai dari cerita misteri, percintaan, epik dunia persilatan pokoknya nggak bikin bosen. Satu buah dongeng bisa bersambung hingga lebih dari satu bulan. Setiap episode panjangnya satu jam, dan selama dongeng berlangsung biasanya diselingi oleh alunan musik, kacapi suling, Cianjuran, kendang penca, degung atau yang lainnya, dapat digunakan pada saat diperlukan atau diubah dari isi dongeng tersebut.

Inline Related Posts  Sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Alam, Dandim 0611/Garut Lakukan Penanaman Rumput Vertier di Cikajang Garut

Oh, ya, ada kata-kata yang khas banget sebelum iklan pasti Mang Jaya selalu bilang, “Ngaso heula, ah …”

Selain itu, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari Dongeng Enteng Mang Jaya. Diantaranya adalah pembelajaran tentang nilai-nilai moral kebaikan dan perlunya kebenaran. Setiap orang yang membantah kebenaran dan menumpas kejahatan akan dimenangkan dalam cerita ini.

Dengan Dongeng ini juga, anak-anak dapat langsung mendapatkan nilai-nilai moral tentang bagaimana meminta orang tua, meminta kejujuran dan nilai-nilai manfaat lainnya yang diperlukan oleh seorang anak.

Seperti yang kita ketahui, pesan moral yang disampaikan lewat dongeng sangat efektif karena sifatnya tidak menggurui tetapi disampaikan dalam sosok seseorang, sehingga anak-anak ingin mencontohnya.

Tapi yang paling penting dari itu semua, Dongeng Enteng mang Jaya telah berjasa dalam melestarikan sastera dan bahasa ibu dari bahasa Sunda.

Dari dongeng Mang Jaya, kita bisa belajar seluk beluk bahasa baik itu pribahasa, tingkat-tingkat penggunaan bahasa dan sastra Sunda dari Mang Jaya. Lewat dongeng itu Mang Jaya mengajarkan bagaimana bahasa halus dan kasar digunakan. Basa Sunda yang memang memiliki peringkat-tingkatan (hirarki) dalam penggunaannya memenangkan dalam dongeng itu. Begitu juga idiom dan bahasa Sunda yang jarang didapat dalam buku-buku bacaan akan dengan mudahnya bagi masyarakat lewat dialog-dialog dalam cerita Dongeng Enteng Mang Jaya. (berdasarkan pengalaman redaksi dan ditambah literatur lainnya)