Ia menuturkan Dinas Pertanian Garut saat ini terus berupaya mengembangkan sektor produk kopi agar kembali bangkit karena selama pandemi covid-19 terjadi kendala dalam pemasaran.
Dinas Pertanian, kata dia, akan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Garut untuk mempromosikan produk kopi dari Garut agar kembali normal pemasarannya.
“Kita kan mempromosikan kembali kopi kita, karena di sisi produksi kita tidak masalah, cuma masalahnya serapan pasar,” katanya.
Ia menyampaikan, dalam situasi normal penjualan kopi jenis Arabika spesial ke pasaran mencapai kisaran tiga ton per bulan, kemudian saat pandemi covid-19 anjlok sekitar menjadi lima kuintal.
Setelah memasuki masa normal baru, kata dia, pemasaran sudah kembali meningkat meskipun belum dalam kondisi normal mencapai tiga ton kopi per bulan.
“Sekarang sudah mulai ada pemesanan, meski belum normal sediakala tetapi sudah ada peningkatan pemesanan,” katanya.
Ia menambahkan, Kabupaten Garut setiap tahunnya mampu memproduksi berbagai jenis kopi sebanyak 4.000 ton yang selama ini mampu dipasarkan ke sejumlah pasar lokal, maupun kota besar di Indonesia, bahkan ekspor.
“Kita ke depan ada upaya untuk pengolahan kopi agar memiliki nilai jual lebih tinggi untuk petani, karena selama ini yang dijual itu bentuk cherry,” pungkasnya.