Pemudik di Kota Banjar Terus Bertambah

Banjar260 Dilihat
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Banjar, faktadanrealita.com-
Adanya penambahan pemudik yang dikarantina di GBP, dari data yang disampaikan oleh Jubir Crisis Center Kota Banjar, H. Tomy Subagja per 11 April 2020 jumlah pemudik di Kota Banjar juga terus mengalami peningkatan.

Sebelumnya pada Minggu 10 Mei jumlah pemudik terhitung 4904 orang menjadi 4936 orang pemudik per hari Senin 11 Mei 2020.

Rinciannya, untuk Kecamatan Purwaharja sebelumnya 455 pemudik menjadi 457 orang. Kecamatan Langensari dari 2530 menjadi 2531 pemudik. Selanjutnya untuk Kecamatan Banjar ada penambahan satu orang dari 980 menjadi 981 pemudik.

“Penambahan paling banyak ada di Kecamatan Pataruman dari 939 menjadi 967 pemudik,” jelas Tomy.

Terkait adanya pemudik yang wilayah administrasi kependudukannya mengikuti pemerintahan desa namun menjalani karantina mandiri di GBP Langensari, menurutnya tidak menjadi soal apabila pemerintah desa memang belum mempunyai tempat karantina khusus bagi pemudik. Ditanya adanya penambahan pemudik dari sejumlah kelurahan yang masuk dalam penambahan data namun tidak menjalani karantina di GBP hal itu disebabkan pemudik yang bersangkutan belum terlaporkan.

“Dari kelurahan belum ada laporan akan dikarantina. Nanti akan kami komunikasikan lebih lanjut,” ujarnya. Jumlah pemudik yang menjalani masa karantina di GBP atau Gelora Banjar Patroman Kecamatan Langensari bertambah menjadi 9 orang.

Penambahan itu setelah adanya beberapa pemudik yang datang dari zona merah seperti Jakarta dan pemudik dari Jombang, Jawa Timur
“Ya, ada penambahan tadi pagi satu pemudik dari Jakarta dan 7 pemudik dari Jombang. Jumlahnya jadi 9 orang sama yang kemarin,” kata Kadispora Nana Suryana, Senin (11/5/20).

Lanjut Nana, 7 orang pemudik dari Jombang itu rata-rata warga Kecamatan Langensari di antaranya Desa Langensari dan Desa Kujangsari, ada juga yang dari kelurahan.

Inline Related Posts  Memutus Penyebaran Covid-19, Tim Gabungan Bubarkan Kerumunan Massa

Dikonfirmasi adanya warga desa yang ikut menjalani masa karantina di GBP, ia menegaskan bahwa para pemudik tersebut hanya transit saja mengingat GBP diperuntukan bagi warga yang wilayah administrasinya dibawah kelurahan.

Akan tetapi, apabila dari pihak pemerintah desa belum menyiapkan tempat khusus karantina bagi pemudik, untuk mengantisipasi agar pemudik dapat terpantau selama menjalani masa karantina nantinya akan dicarikan solusinya.

“Sudah kami koordinasikan dengan pihak desa. Bagi yang warganya menjalani karantina di GBP agar ditempatkan di desa masing-masing. Tapi jika tidak memungkinkan ya nanti dicarikan solusi,” ujarnya.

Sumber : banjarkota.go.id
Editor : Red_FR