Bireuen, Fakta dan Realita-
PEMERINTAH Pusat melalui dana APBN tahun 2018 sebesar 1,2 milyar rupiah telah membangun 3 unit ruang asrama di SMAN 1 Peudada Bireuen yang diperuntukkan bagi tempat tinggal siswa yang berdomisili jauh dari lokasi sekolah itu, saat masih diberlakukannya Ujian Nasional (UN).
Namun sayang, tatkala di tahun 2020 pemerintah pusat resmi meniadakan UN, ditambah lagi dengan kemunculan sistem zonasi pada PPDB (penerimaan peserta didik baru) saat ini, maka bangunan asrama itu pun menjadi kosong.
“Agar tidak tua dan terbengkalai, ketiga unit gedung itu telah dialih fungsikan untuk kebutuhan berbagai kegiatan pramuka, serta tempat tinggal penjaga sekolah,” demikian dikatakan Kepala SMAN 1 Peudada Bireuen, Drs. Saifuddin saat dikonfirmasi Media Fakta dan Realita, Sabtu (3/07/2021).
Saifuddin juga menyebutkan, untuk melestarikan lingkungan sekolah agar tak terlihat kumuh, ia pun telah memberikan keleluasaan kepada penjaga sekolah untuk berkreatif mengolah lahan sekolah yang tidak terpakai (semak belukar) sebagai lahan pertanian dan perkebunan untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga mereka.
“Khusus untuk bangunan kelas, karena lingkungan sekolah SMAN 1 Peudada seringkali dilanda banjir, maka pihak sekolah pun sangat mengharapkan perhatian yang serius dari pemerintah dalam memberikan bantuannya untuk pembangunan ruang kelas baru, mengingat kondisi bangunan yang ada sekarang banyak yang telah retak hingga tak layak pakai,” jelas Drs. Saifuddin.
Saifuddin juga mengungkapkan, selain ruang kelas baru, kami juga saat ini membutuhkan bantuan rehab lapangan bola voli, agar para siswa bisa terus melakukan berbagai aktifitas olahraga, dan juga tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang dijalaninya.
“Sebetulnya selama ini pihak sekolah telah berkali-kali mengajukan berbagai proposal bantuan kepada pemerintah, namun hingga saat ini bantuan yang diharapkan tersebut tak kunjung datang,” pungkasnya.
Reporter : Hendra G| Editor : Red_FR
()
