Kebutuhan Pasar Anjlok, Ratusan Peternakan Ayam di Sukabumi Dibayangi Kebangkrutan

Berita Utama162 Dilihat
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Garut, faktadanrealita.com-

AKTIVITAS peternakan ayam di wilayah Kabupaten Sukabumi, Sabtu 25 April 2020, diperkirakan terancam kebangkrutan.
Dari 350 aktivitas peternakan ayam telur dan daging, diperkirakan lebih dari 70 persen kini diambang gulung tikar.

Padahal peternak Sukabumi merupakan salah satu daerah pemasok unggas terbesar bagi wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Namun seiring pandemi virus Covid-19, banyak aktivitas perkantoran, rumah makan, perusahaan hingga hotel terhenti. Sehingga berdampak distribusi pengiriman hasil ternak terganggu.

“Selain pasokan daging ayam dan telur Jabodetabek terganggu. Juga memicu harga jual ayam potong  dan telur mengalami penurunan harga cukup signifikan. Akibatnya, sebagian besar peternak kini diambang gulung tikar,” kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi Iwan Kartiawan.

Iwan Kartiawan mengatakan anjloknya harga ayam potong ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada permintaan kebutuhan akan daging yang menurun dari Jakarta dan sejumlah kota lainnya.

“Peternakan yang aktif produksi kini hanya menyisakan kurang dari  30 persen. Bahkan penghasil DOC atau pembibit hampir 90 persen sudah menstop produksi,” katanya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi itu, mengatakan untuk harga bibit ayam potong per ekor mengalami penurunan hingga 400 persen. Sementara harga ayam potong di kandang harga jual saat ini hanya mencapai 9 hingga 13 ribu rupiah perkilogram nya.

Namun demikian, Iwan Kartiawan memastikan untuk harga pada pedagang di sejumlah Pasar di Kabupaten Sukabumi harga ayam potong relatif masih cukup stabil diangka 30 ribuan.

“Untuk harga ayam potong mencapai tiga belas ribu hingga sembilan ribu per kilo di kandang, tapi harga dipasaran masih tetap di tiga puluh ribu per kilo,” katanya.

Dengan harga ayam yang terjun bebas sejumlah perusahaan pembibitan (DOC) mengurungkan telur-telurnya untuk dijadikan ayam, mereka memilih menjual telur calon bibit ke pasaran.

Inline Related Posts  Galakkan Program Vaksin Untuk Pemulihan Ekonomi Jawa Barat di Tengah Pandemi Covid-19

“Sebagian pembibit saat ini lebih menjual telor calon bibit untuk di konsumsi mengingat harga DOC sangat murah,” tukasnya.

Dengan anjloknya harga ayam potong saat ini, Iwan memprediksi dalam dua bulan kedepan harga daging ayam akan meroket.

“Dua bulan kedepan, unggas, telur dan daging ayam akan sulit dan kalaupun ada harganya akan mahal, karena sekarang pembibitan berhenti produksi,” katanya.

Reporter : WH | Editor : Red_FR