Dua Rumah Warga Kampung Sukamukti Hampir Rubuh, Bupati Garut Harus Cepat Tanggap

Berita Utama174 Dilihat
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Garut, faktadanrealita.com-

Bagai pribasa sudah jatuh tertimpa tangga, itulah gambaran yang terjadi pada keluarga Suryana (64). Selain ekonominya yang serba kekurangan, Ia pun sudah setahun ini mengidap penyakit stroke. Penderitaannya tak sampai disitu karena dalam keadaan sakit pun Suryana masih dihadapkan lagi dengan masalah keadaan rumahnya yang hampir rubuh. Istilah kata orang “lengkap sudah penderitaan”, memang nyata terjadi pada keluarga ini.

Suryana yang dulu bekerja sebagai buruh harian lepas kini hanya bisa terdiam diatas kasur karena stroke yang dideritanya, kini tulang punggung keluarga terletak pada anak sulungnya bernama David Rismayadi (33).

“Bapak sakit sudah setahunan, jadi terpaksa anak sulung saya yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga,” kata Elis Hermawati sambil mencucurkan air mata ketika diwawancarai wartawan Fakta & Realita dirumahnya, Kampung Sukamukti RT 03/ RW 02, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, Sabtu (07/03/2020).

Suryana sendiri tinggal bersama istri tercintanya Elis Hermawati (59) yang selalu ikhlas merawat dirinya, Suryana memiliki 5 orang anak yaitu David Rismayadi (33), Devi Junian (24), Santy Yulianti (20), Yovi Yuniansyah (17) dan Leni (14).

Tak hanya Suryana, nasib yang sama pun dialami oleh keluarga Apar (68) yang rumahnya masih satu Kampung dengan Suryana namun berlainan RW. Apar yang tinggal berdua bersama istrinya Oom (63) di kampung Sukamukti RT 03/ RW 10, keadaan rumahnya sudah hampir rubuh juga. Malangnya istrinya itu, juga dalam keadaan sakit.

Setiap hari bapak tua ini harus bekerja banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua, kadang Ia sampai tak bisa pulang akibat uang belum didapat, maklum karena kerjanya serabutan kadang ada kadang tidak, apalagi diusia serenta itu untuk mencari pekerjaan tidaklah mudah.

Tragisnya, keluarga Apar belum pernah merasakan bantuan apapun dari pemerintah, entah itu PKH ataupun Bantuan Pangan non Tunai yang kini berganti nama dengan Pembagian Bantuan Sosial Pangan Sembako, semuanya belum pernah mereka rasakan.

Dengan melihat kondisi kedua keluarga di kampung Sukamukti yang tengah mengalami keterpurukkan dalam segala hal, termasuk tempat tinggal mereka yang hampir rubuh tersebut, sesuai tupoksinya sebagai “social control”, wartawan Fakta & Realita meminta kepada Pemerintahan kabupaten Garut, dalam hal ini Bupati Garut untuk cepat tanggap atas penderitaan yang dialami warganya ini.

Bapak bupati harus sesegera mungkin turun kelapangan ke kampung Sukamukti untuk melihat dan memastikan kondisi kedua keluarga tersebut, agar dapat cepat membuat keputusan dan tindakan yang tepat, berikan mereka bantuan, jangan sampai menunggu adanya korban akibat tertimpa bangunan rumah yang rubuh.

Pemerintahan harus lebih responship dan peduli, mereka hanya segelintir dari banyaknya masalah rutilahu, jangan mengandalkan swadaya masyarakat saja karena banyak keterbatasan.

Kami akui  bahwa seluruh program bantuan  Pemerintah yang ada di masyarakat saat ini maksud dan tujuannya baik, akan tetapi masih banyak ditemukan kelemahan saat penyalurannya, seperti masih adanya bantuan yang tidak tepat sasaran akibat salah data, adanya pungli yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan juga yang lainnya.

Untuk itu kami memandang pemerintah harus pro-aktif memastikan keakurat datanya, jangan sampai yang kaya dapatkan bantuan, sedangkan orang miskin malah gigit jari karena tak terdata.

Kembali ke kedua keluarga tadi, perlu diingat, bahwa PR Pemkab Garut sangatlah banyak, karena masih banyak diluar sana yang senasib dengan mereka, yang kadang mereka terabaikan hingga bencana menghampiri mereka.(Wita)

Inline Related Posts  Ideal Dating Sites For a man That Are Available On-line