Aksi Nekat Dadang Buaya Sang Preman Pameungpeuk Terhenti, Aparat TNI-Polri Berhasil Meringkusnya

Berita Utama115 Dilihat
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Garut, Fakta dan Realita-

ULAH preman bernama Dadang Buaya yang sempat cekcok dengan anggota TNI dan polisi dan bahkan bersama teman-temannya sempat menyerang markas Koramil dan Polsek Pameungpeuk Garut, Jawa Barat, dengan membawa senjata tajam, akhirnya pada Jumat (28/05/2021) lalu aksinya nekatnya itu terhenti, setelah aparat gabungan dari TNI-Polri berhasil meringkusnya.

“Saat ini si pelaku dan temannya sudah diamankan di Polres. Jadi yang diamankan itu ada dua orang,” kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat, Minggu (30/05/2021).

Menurut Muslih, peristiwa yang sempat viral tersebut, berawal ketika Dadang Buaya mengendarai sepeda motor hampir bertabrakan dengan seorang nelayan yang baru pulang melaut di Pantai Sayang Heulang, Garut, Jumat (28/05/2021) pagi.

“Nelayan tersebut lalu menegurnya, namun Dadang tidak menerimanya dan terjadi percekcokan, bahkan melakukan tindakan ancaman menggunakan senjata tajam. Si Nelayan tak tinggal diam, Ia lalu meminta bantuan kepada saudaranya seorang anggota TNI dari Bogor yang kebetulan sedang pulang cuti di Pameungpeuk. Selanjutnya, saudaranya yang TNI itu berusaha menyelesaikan masalah percekcokan antara kedua orang tersebut,” paparnya.

Namun, sambung Muslih, upaya penyelesaian itu gagal hingga malah terjadi perkelahian antara anggota TNI dengan Dadang Buaya, dan bahkan anggota polisi yang ikut menengahi masalah tersebut pun tak luput dari amukan Dadang dengan cara memukul dan membantingnya.
“Pada saat itu, keributan berhasil direda, setelah dibubarkan oleh anggota Polsek Pameungpeuk,” ucap Muslih.
Tidak lama berselang, lanjut dia, tak dinyana kejadian percecokan tempo hari tersebut malah berbuntut panjang, Dadang secara tiba-tiba dalam keadaan mabuk bersama temannya mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk untuk mencari anggota TNI yang sempat berkelahi dengannya, namun kedatangan mereka itu berhasil dicegah oleh anggota Koramil Pameungpeuk.
“Tak hanya sampai disitu, Dadang pun bersama teman-temannya kemudian mendatangi Polsek Pameungpeuk untuk mencari anggota polisi yang sebelumnya terlibat perkelahian, disana Dadang dengan kenekatannya sempat menyerang anggota polisi lain yakni Bripka Uun, tetapi berhasil dilerai hingga Dadang dan kawan-kawan akhirnya pulang,” ujarnya.
Singkatnya, Polsek setempat bersama anggota TNI melakukan koordinasi hingga akhirnya menangkap Dadang di rumahnya untuk selanjutnya dibawa ke Markas Polres Garut. “Pasca kejadian tersebut, situasi Pameungpeuk kondusif,” katanya.
Ia menyampaikan orang yang diamankan yakni Dadang Buaya (49) sebagai pelaku penyerangan, dan anak buahnya Henriawan (32) warga Garut.
Selain mengamankan orang yang diketahui dalam keadaan mabuk itu, kata Muslih, aparat keamanan juga telah menyita barang bukti senjata tajam yang dibawa pelaku saat melakukan penyerangan ke markas Koramil Pameungpeuk.
“Dadang Buaya dengan rombongan lebih kurang 15 orang datang ke Koramil Pameungpeuk mencari saudara Saprudin (anggota TNI), tetapi dihalau oleh anggota Koramil dan berhasil diamankan beberapa bilah sajam (senjata tajam) berupa golok, samurai, dan egrek dari mobil saudara Dadang,” katanya.
Sementara itu, ditempat lain, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0611/Garut Letkol CZI Deni Iskandar menyatakan banyak warga bersyukur preman yang menyerang perwira TNI telah ditangkap oleh polisi, karena selama ini pelaku sering meresahkan masyarakat di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut.
“Memang sering membuat ulah dan meresahkan warga setempat, warga senang-senang saja karena dia telah diamankan,” kata Deni saat jumpa pers di Markas Kodim 0611/Garut, Sabtu (29/05/2021) malam.
Ia menyampaikan preman bernama Dadang Buaya (49) sudah diamankan polisi, setelah mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk dengan keadaan mabuk bersama teman-temannya hendak mencari seorang anggota TNI yang sebelumnya sempat ribut di Pantai Sayang Heulang, Garut, Jumat (28/5/2021).
Preman tersebut, kata dia, seringkali membuat keributan, merusak warung-warung dan memalak pedagang di kawasan itu, dan terakhir melakukan keributan dengan seorang nelayan, dan anggota TNI.
“Mungkin bagi masyarakat merasa terganggu, sempat ada kejadian itu (perusakan),” katanya lagi.
Dia menyampaikan kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Garut, karena persoalan awalnya bertikai dengan seorang warga yang berprofesi sebagai nelayan, sedangkan anggota TNI yang membantu pertikaian mereka juga menjalani pemeriksaan oleh polisi militer.
Jajaran Koramil Pameungpeuk, kata dia, pada dasarnya tidak terlibat konflik dengan masyarakat setempat, hanya saja terlibat karena membantu melindungi seorang anggota TNI agar tidak menjadi amukan preman di kawasan itu. “Intinya kegiatan seperti itu tidak bagus, premanisme,” tegas Dandim 0611 Garut.

Reporter : Wena. H | Editor : Red_FR

Inline Related Posts  Sengketa Hasil Musda Golkar Garut Berlanjut, Mahkamah Partai Layangkan Surat Panggilan