Garut, Fakta & Realita-
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut menyerahkan santunan jaminan kematian kepada ahli waris petugas Pilkada 2024 yang meninggal dunia. Penyerahan santunan dilaksanakan di Aula KPU Kabupaten Garut, Jalan Raya Suherman, Kecamatan Tarogong Kaler, Kamis (16/1/2025).
Santunan kepada para ahli waris petugas KPU ini, selain sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi para petugas Pilkada semasa hidupnya, juga sekaligus jaminan perlindungan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Hadir pada acara penyerahan santunan, Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Garut, Nurdin Yana, Kepala Disnakertrans Garut, Muksin, Ketua KPU Garut, Dian Hasanudin beserta Sekretaris KPU Garut Asep Budiyanto, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Garut Supriatna, dan Para Ahli Waris Petugas KPU.
Sekda Garut, Nurdin Yana dalam peryataannya menyebutkan, santunan ini merupakan bentuk penghormatan kepada para petugas yang gugur saat menjalankan tugas. Menurut Nurdin, KPU Kabupaten Garut telah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan kepada para petugas Pilkada.
“Dana santunan sebesar Rp42 juta ini diharapkan dapat menjadi pelipur lara sekaligus modal bagi ahli waris untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Nurdin.
Nurdin juga berharap agar dana tersebut dapat dimanfaatkan secara produktif.
“Jadi tidak hanya untuk konsumtif tetapi juga mudah-mudahan untuk kepentingan-kepentingan lebih jauh ya,” tutur Nurdin Yana.
Sementara itu Ketua KPU Kabupaten Garut, Dian Hasanudin, menyampaikan bahwa santunan diberikan kepada ahli waris dua petugas, yakni petugas ketertiban TPS di Kecamatan Bungbulang dan petugas KPPS di Kecamatan Pakenjeng, yang meninggal dunia pasca pemungutan suara.
“Jadi hari ini dalam rangka pemberian santunan melalui BPJS Ketenagakerjaan, sehingga ya mudah-mudahan santunan ini bisa bermanfaat bagi ahli waris,” terang Dian.
Dian menambahkan, kedua petugas tersebut sempat menjalani perawatan medis sebelum meninggal dunia.
“Untuk besarannya, besaran santunan yang diterima oleh para ahli waris adalah sebesar 42 juta rupiah untuk masing-masing petugas yang meninggal dunia,” jelasnya.
Sedangkan bagi yang mengalami kecelakaan ketika bekerja, lanjut Dian, biaya yang diberikan adalah berdasarkan reimburse dari perawatan.
Di kesempatan yang sama, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Garut, Supriatna, sangat mengapresiasi langkah KPU Kabupaten Garut yang telah mendaftarkan seluruh petugas Pilkada ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Hingga kini, menurutnya, sebanyak 1.536 petugas PPK dan PPS serta 36.399 petugas KPPS dan ketertiban telah terdaftar dalam program tersebut.
“Jadi hari ini kita serahkan secara simbolis kepada ahli warisnya yang masing-masing tadi santunannya sebesar 42 juta dan itu sudah ditransfer ke rekeningnya masing-masing,” ungkapnya.
Supriatna juga menyebutkan, terdapat dua petugas Pilkada yang mengalami kecelakaan kerja, dan proses pencairan biaya pengobatan sedang dilakukan melalui mekanisme reimburse.
Terkait hal itu, pihaknya saat ini juga masih menunggu informasi selanjutnya, jika selama dalam masa perlindungan masih ada petugas KPPS yang mengalami resiko kecelakaan kerja atau kematian.
“Kalau memang ada yang meninggal dunia pada saat pelaksanaan tugas selama 2 bulan di November dan Desember selama perlindungan, silahkan confirm dulu. Kalau memang masih dalam perlindungan kami akan lakukan proses pembayaran gitu ya,” paparnya.
Supriatna menambahkan bahwa perlindungan BPJS Ketenagakerjaan mencakup masa pelaksanaan hingga pasca-Pilkada, dengan anggaran sebesar Rp16.800 per jiwa yang berasal dari anggaran KPU Kabupaten Garut dengan jangkauan perlindungan dari bulan November hingga Desember.
“Totalnya sekitar kalau PPK dan PPS itu sekitar 1.500-an, untuk yang petugas KPPS dan ketertiban itu sekitar 36.000 orang. Panwas itu sudah terdaftar dan itu sentralisasi di Bandung, jadi prinsipnya Panwas dan petugas KPPS sudah terdaftar semuanya,” pungkasnya. WN
